Akhir January . . . .

Pagi kawan-kawan. . .. . .

Yogya, Di penghujung bulan January ini aku ingin bercerita sedikit tentang tanggal 28 january kemaren. Sebenernya aku pengen nulisnya kemaren pas tanggal 28, tapi kayaknya lebih pas nulis sekarang deh (hah alesan mulu. . . ). .

Tanggal 28 january lalu, sepi terasa menggerogoti rongga-rongga hidup ini. Melihat sekeiling tak ada yang ingin berbagi kebahagiaan meskipun hanya secuil. Muka serasa semakin mengkerut melihat keadaan ini berulang kembali. Sungguh sangat menyayat hati, meskipun bukan perayaan yang diharapkan. Tapi setidaknya ada senyuman yang tersebar disekelilingku saat itu. Yang ada hanya kerutan kening yang bergaris-garis melihat apa yang terjadi.

Sabtu, tanggal 28 january sama persis dengan hari dimana aku diberikan kepercayaan oleh tuhn untuk bisa menghirup udara dan menjalankan amanah yang telah Ia berikan kepadaku. Hari sabtu yang sama itu mengingatkan aku kepada orang tuaku dirumah. Sudah lama sejak SMA sampai kuliah smester akhir ini aku tak berkumpul dengan mereka. Rasa keegoisanku telah merenggut kasih sayang yang mereka berikan kepadaku dulu. Hingga hari sabtu lalu tidak ada yang memberikan sekedar ucapan selamat, atau bahkan motifasi buat aku bisa semangat hidup kedepan. Mungkin mereka sudah lupa atau sengaja melupakan. Itu terjadi tidak hanyak sabtu lalu, tahun-tahun yang lalu pun demikian. Tapi aku tetap sayang dan cinta, tetap menganggap mereka ada buatku. Sedikit menarik senyum saat adekku tercinta memberikan ucapan dan motifasi buat aku.

Beberapa teman mengirimkan pesan telegram memberikan motifasi dan beberapa teman-teman yang lain juga memberikan ucapan selamat di akun facebookku (tabahsp@yahoo.com). Sayang gak da yang ngasih kado meskipun sebutir telur (hehehehe. . .  ngarep.com), tapi aku bersyukur dan berucap banyak terima kasih atas doa dan motifasi dari temen-temen. Itu sudah lebih dari cukup untuk memberikan semangat baru buat aku melangkah hidup kedepan.

Terima kasih kawan, kalian selalu menemaniku dalam kesendirian meskipun hanya sebatas dunia maya. Berbagi senyuman dan tetesan air mata meskipun hanya lewat kata-kata. Terima kasih buat mereka yang telah mengantarkan aku kedunia ini, hingga aku bisa bergerak berjalan melintasi tiap detik roda kehidupan. Terima kasih adekku tercinta, meskipun kau jauh dengan ku aku akan selalu sayang dan rindu kepadamu. Terima kasih temen-temen semua, yang selalu menemaniku dalam kesendirian ini. Dan terima kasih buat Umi (rentika Yuliza) yang selalu sabar menemani hiruk pikuk kehidupan ini. Mudah-mudahan apa yang kita cita-citakan bisa terwujud atas ridhoNya, amiin. . .

Kedepan aku ingin berbagi cerita tentang hidupku di pages "ini ceritaku", bukan bermaksud sombong atau mengeluarkan aib yang telah lalu tapi ingin minta koreksi untuk kebaikanku kedepan. Bukan lancang tak percaya lagi dengan Tuhan, tapi mudah-mudahan pencerahan yang kalian berikan adalah pencerahan Tuhan yang diberikan melalui kalian. . .

Udah dulu ya keluh kesahnya, itu cerita hari ultah yang terasa sunyi tanpa belaian orang tua disini. Tetap tersenyum sahabat-sahabatku, mudah-mudahan hidup ini tak terlewati hanya dengan kenangan empedu. Berikanlah warna yang indah, warna yang menjadikan senyuman saat mengingatnya. Kenangan yang bisa memberikan tangisan wujud syukur atas kebesaran Tuhan. Dan kenangan yang menjadikan inspirasi untuk hidup lebih baik.