Beristirahat sejenak sekedar
melepas lelah setelah berjalan jauh berangkat dari rumah. Sambil mengasah sabit
yang ia bawa segera bapak menyingkirkan lelah yang menyelimutinya.
Geleng-geleng bapak melihat gulma sudah menutupi tanaman cabai rawit yang ia
tanam dulu. Maklum bapak jarang sekali ke kebun yang satu ini, disamping jauh,
kesibukan bapak ditempat lain untuk mengais rizki tak bisa ia hindarkan. Sinar mentari
mulai menyengat kulit sawo matangnya, dan tanpa basa-basi terus berusaha
memeluk tubuhnya.
Serasa tak menghiraukan, bapak
mulai mencabuti rumput sedikit demi sedikit. Perseteruan bapak dengan gulma
mulai memanas saat beberapa gulma tak mau hengkang. “hei manusia kenapa kau
mengusik kehidupan kami ?? kami terasa enak hidup disini. Kami bisa tumbuh
subur meski harus mengasingkan tamanaman yang kau tanam. Bukankah manusia juga
seperti itu, harus mengasingkan manusia lain yang tak berdaya untuk kenikmatan
mereka ?? ini sudah menjadi suratan takdir bagi kami, kau tak perlu ikut
campur. Lebih baik kau pulang saja sana urus keluarga dan anakmu !!!”. teriakan
gulma tak didengar oleh lelaki perkasa ini. Tanpa berpikir panjang sebilah
sabit ia ambil, langsung menebas hingga akar-akarnya agar tak tumbuh kembali. Gulma
yang lain tak terima melihat kekejaman itu, berusaha menyayat-nyayat kulit
tebal bapak. Mulai memberontak saat bapak mengenggam erat batang-batang gulma
tersebut.
Sesaat perjuangan bapak mulai
terhenti oleh keadaan, perut mulai menjerit-jerit dan kerongkongan juga sudah
mulai mengering. Dalam hati iya bertanya-tanya “kenapa mamak belum datang,
padahal hari sudah mulai siang”. Demi memanjakan cacing yang tak henti
mengamuk, kemudian bapak memetik kelapa muda. Setidaknya untuk menghibur dan
memalingkan cacing dari makanan pokoknya.
Disisi lain mamak dirumah sedang
asik sibuk dengan urusanku dan urusan rumah tentunya. Memandikan aku, mengganti
bajuku, mencuci, beres-beres rumah, wah aku jadi pusing melihat mamak mondar
mandir tidak karuan. Sungguh wanita super mamak itu, banyak pkerjaan yang ia
kerjakan dalam satu waktu. Meskipun demikian terkadang aku suka mengganggu
mamak. Pura-pura menangis dan tak mau dilepas dari punggungnya. Sambil
menggendong aku, mamak tetap terus menyelesaikan pekerjaan rumah.
Seperti pujaan hati, mamak setiap
pagi setia menunggu Mbok Ju lewat depan rumah, mengharap Mbok Ju membawakan ikan
laut dan sayur kacang pesanan mamak kemarin. Mbok Ju itu adalah orang yang
setiap pagi keliling kampungku untuk menjual sayur dan bumbu dapur. Rasa resah
mulai muncul saat Mbok Ju tak kunjung datang. Sambil menyapu halaman rumah, mamak
berusaha menenangkan diri terus berdoa agar cepat datang. Resah semakin menusuk
saat membayangkan bapak marah-marah karena telat mengantarkan makannya. Selang
beberapa waktu, Mbok Ju datang sambil teriak-teriak seperti biasa “
sayur-sayur. . . sayure mbak, sayure bu.
. .”
“Kemana aja si Mbok kok baru
datang ?” Tanya ibu sambil menghampirinya. “maaf mbak tadi itu kebetulan ramai
di pasar jadi ngantri saat belanja” begitu Mbok panggil mamakku dengan sebutan
mbak. Mamak memang usianya masih muda, masih
kepala dua makanya tak jarang senyuman manisnya meluluhkan hati bapak yang
sedang marah. Sebelum ke kampung kami, Mbok Ju harus belanja dulu dipasar induk
saat pagi buta. Barulah darisana dia jual ke kampung-kampung termasuk kampungku
yang terpencil ini.
Yang saling menunggu. Bapak menunggu mamak, mamak menunggu mbok ju, dan kamu menunggu terus dimanjakan :)
BalasHapushehehehee. . . . jadi malu. . .
Hapussangat suka sekali gaya bahasanya..
BalasHapuswah nyindir nih. . . kan ntu gaya masih ecek-ecek mbak. . . aku belum bisa melambai lambai gayanya seperti novelis2 terkenal. . .
Hapusaku jadi ingat sama mbah yang kupanggil mbok
BalasHapusceritanya menarik hati :)
masak menarik hati. . . . berlebihan mbak anis ni. . .
Hapusmbok Ju itu termasuk wanita perkasa ya
BalasHapuspasti mbak. . . .taip pagi keliling dari kampung ke kampung. . .
Hapusnyimak sob, hepi bloging:}
BalasHapussiip bang..
HapusPostingan actual yang menyejukkan hati pembacanya. keep posting mas bro
BalasHapussiap bang. . .
HapusKalau panggilan 'Mbok" itu untuk Ibu saya lho? Nah kalu 'Ju" itu panggilan salah satu kakak saya...jadi banyak yang saya 'kenal' neh tokohnya #becanda
BalasHapuswah mbak riri ngaku ngaku ah. . . . . .
HapusMama adalah orang yang sangat luar biasa dan ayah juga adalah orang yang selalu berusaha keras agar kita bisa menikmati hidup ini..hehehe
BalasHapuspastinya hehehehehheee. . .
Hapussepertinya aku harus ulang baca entry ini, sebab banyak perkataan baru yang harus aku cari dalam kamus.
BalasHapussetiap baris ayat kamu sangat menarik.
terima kasih atas kunjungan kamu :D
wah jangan terlalu menyanjung mbak nita. . . . aku jadi malu malu gimana hehehehe
Hapushehhee... mamak menunggu, bapak menunggu..
BalasHapusberasa suasana desa /kampung yg kental... hhe
sekental susu segar kan. . . .. ???
HapusWow, sip...
BalasHapushmMmm
gya bhs yg istmwa, like.
masa si kyo. . . ???? perasaan amatiran aku. . .
Hapuswah.. mata rantai penantian...he.he.he.
BalasHapushehehehehehe. . .
Hapuscerita yang bagus,... saya suka gaya bahasanya :)
BalasHapusmakasi mbak mariana. . . udah luangin mampir. . .
Hapusikutan membaca ceritanya sobat...
BalasHapussilahkan bang asis. . .??
HapusSaleum,
BalasHapusSaya nyimak dulu dari edisi pertama, soalnya penasaran juga sebelum baca dari awal :)
monggo bang. . . . disekeca'aken. . .
Hapusnice artikel ,salam
BalasHapusmatur nuhun. . ..
Hapussesuai dengan nama blognya segar.... segar akan gagasannya..
BalasHapuskunjungan pertama
salam kenal dan follow balik juga
Revolusi Galau
kayaknya udah bolak balik aku berkunjung ke blog bang adang hehehehe
HapusBaca-baca disini mas.
BalasHapusowh silahkan bang abed. . . .
HapusIni masih ada terusannya lagi kan, ya?
BalasHapusAku tunggu, gaya bahasamu mudah dicerna :)
masih dong. . . . ceritanya sampe aku sedewasa ini pokoknya. . . .
Hapuskayak makanan berati yak mudah dicerna. . . kapan2 blogger and blogspot jogja kopdar yuk. . . .
Pintar bercerita ternyata si Agan ini. Serasa berada di sebuah kampung yang damai. :)
BalasHapusBtw, template-nya ganti mulu nih, Gan. Kirain nyasar tadi. Wkwkwkw...
kayaknya udah gak ganti lagi kok bang . . . kemaren sedang masa adaptasi hehehehee
Hapusajarin bahasa ginian dong :D
BalasHapushayah. . . ngejek ya. . . jangan dalem dalem ngejeknya ha. . . hehehehee
Hapusmenanti tetes embun
BalasHapusdengan sabar dan santun
akan ada lagi tetes segar beruntun :)
makasih mbak akan kesetiaannya menanti hehehehe
Hapussenyuman mamak sangat bisa meluluhkan hati bapak yang lagi marah...!!! benar-benar cerita yang sangat menarik sobat...!!!!
BalasHapusterus koreksi tiap tulisanku ya. . .
Hapussial..... asik baca dari kemarin belum juga ada endingnya...
BalasHapussabar menanti tetes embun di musim kemarau yang ending.
teruskanlah coretanmu kakak Sapi!!!
finis nya ntar sampe aku sedewasa sekarang hehehehe
Hapuswidih, lama nian... okelah yang penting tengok blog saya ya? ada award untuk kakak
HapusKamu bisa ikut lomba menulis lho. Imajinasimu lancar, padahal yg diceritakan kan kisah masa lalu yang sudah lama sekali ...
BalasHapusemang ada lomba nulis mbak. . . ??? tulisanku masih ecek-ecek jadi minder klo ikutan mbak. . .
Hapushallooo....saya kembaliii...
BalasHapuslama gak nongol. . . post juga gak update hahahahaha
HapusMaaf mas broo...maklum lah syuting sntron stripping..jiahaha
Hapuskamu kok pinter bgt nulis sih.. mpe adegan perseteruan antara bapak dan gulma terasa sangat hidup.. Apik lah pokoke.. Ayo ttp semangat nulis yak ^_^
BalasHapuswalah mbak wati bisa aja lah. . . . doain ya moga bisa selese and bisa diterbitin hehehehe
Hapuswah seru2... mbk pesen sayur kangkung 1 iket sama ikan asin yaa, buat sayur asem :D *lho....
BalasHapusmas susu, maaph yaa tadi pertamax coment na,tapi tak apus postingan na, ganti baru :D
lo kok diremof ada apa gerangan. . . .????
Hapusmantab kayanya ceritanya sob ! baca ah :D
BalasHapusharus baca dong heheheheee
Hapusjadi inget suasana di kampong nenek habis baca ini
BalasHapusmaap jadi menggugah memori. . .
Hapusmengalir dan runtut, asyik membacanya gan, ditunggu lanjutannya.. masa kecil yg indah
BalasHapussiap bang. . . . . laksanakan. .
Hapuswaaah keren gaya bahasanya. ayo dong dikirim ke percetakan ;;)
BalasHapusanggarannya yang belom ada ran. . . apa mau jadi donor hehehehehe
Hapuseaaaa nih donor darah aja deh hahha
Hapusmbok yo,heheh
BalasHapuspiss,,
jawa banget y kk
kan aku orang jawa tulen bang. . . .
HapusWah, baru dateng lagi nih...
BalasHapusMakin banyak sj cerpen2 baru ^^
Keep writing pak segar !
Lanjutkan & Tingkatkan :D
siap mbak nhinis. . ..
HapusAsyikkk... ceritanya bagus... Kisah keluarga yg sederhana dan rajin bekerja gitu ya, hehe.... :D
BalasHapushehehehehe. . . .. pasti dung. .
Hapuskereeen mas, bahasanya bagus serasa baca dongeng, padahal ini kisah nyata kan ya? hehehe
BalasHapusorangtua memang super sekali :)
kaya cerita anak kecil yak. . . hhhmmmmmm harus banyak evaluasi nih. . .
Hapusah nggak juga, malahan kalau di pandangan saya seperti cerita anak yang sayang sama keluarganya, dan itu keren!! hehehe
Hapuskunjungan pagi sob, buka blogmu kok jd berat sih sob
BalasHapuskayaknya enak ya kalo di tempat saya ada yang jualan sayur dan lauk seperti mbok ju....jadi nggak perlu repot2 masak nih...hehe...
BalasHapusmaaf banget bro baru sempat mampir..., baru tau saya sob klo ternyata Gulma bs bicara hehehe...,
BalasHapusmsh tetap dgn gaya bahasa yg simple dan polos.., i Like This...! *smile