Ingin Ku Kembali Memelukmu

Teringat saat itu setelah lama tak bertemu kau menyapaku dengan manis. . .. seolah kau ingin sekali akrab denganku lagi seperti dulu. "gimana kabar, sehat-sehat aja kan. . .. ??" tanyamu pelan sambil memegang tanganku. "sehat kok. . ." jawabku grogi salah tingkah nggak karuan. Dalam hati pun bertanya-tanya "kok bisa deg-degan gini ya saat ketemu dia". Sesekali aku menarik nafas pelan agar tak ketahuan groginya. Tak lama setelah itupun kau langsung kedalam, membuatkan minuman layaknya menjamu tamu yang lain. Tak lama kemudian kau membawa secangkir teh hangat dan beberapa jenis roti terlihat repot seolah kau memaksakan diri. Akupun hanya bisa tersenyum melihatmu penuh rasa kangen yang mendalam.

Sembari meletakkan minuman kau sengaja duduk disampingku lagi, bertanya tanya tentang keadaan dan sekolah semenjak aku pergi. "gimana sekolahmu disana.... betah enggak. . ?? sering berantem enggak...?? sering bolos enggak. .. ??? tanyamu mengintrogasi. bertubi-tubi pertanyaan yang kau lemparkan seolah tak memberikan kesempatan untukku menjawabnya. Aku yang dari dulunya memang pemalu hanya bisa diam dan senyum melihat keingin tahuanmu. 

Dulu saat kita bersama terlihat serasa sangat akrab. kau menggandeng tangan dan mengajakku jalan-jalan kepasar. kau membeli permainan gelembung yang terbuat dari sabun dan mengajakku bermain di depan rumah. Bersama menapakkan kaki menyusuri hijaunya persawahan sembari kau mennunjukan binatang-binatang unik yang belom pernah aku ketahui. Dan masih banyak lagi memori yang terekam saat kita bersama dulu, saat kau menemaniku dengan segala kasih sayangmu.

Dan semenjak kita berpisah, lambat laun rasa sayangmu mulai mengasing, tak ada kabar, tak ada perhatian, tak ada pertanyaan yang kau tujukan kepadaku. Boro-boro komunikasi, berharap sepucuk surat mewakili perhatianmupun tak kunjung datang. Aku mencoba untuk selalu mempertahankan rasa sayang ini, mencoba mengingat-ngingat kembali masa lalu agar bisa terus bertahan.

Hingga saat kita bertemu, kau seolah tak merasa berdosa telah menelantarkan aku begitu saja disana. Akupun mulai memberanikan diri tuk berucap, menceritakan keadaanku selama jauh darimu. Mencoba membangkitkan memori masa silam yang mungkin kau telah menguburnya dalam-dalam. Kata demi kata  ku coba rangkai, mencoba utarakan sebisa mungkin yang aku ingat. Hingga tak kuasa air mata ini menetes begitu deras. Kucoba menghentikannya tapi sangat mustahil, sangat mustahil rasanya.  Bibir yang mulai terbiasa mengutarakan kata-kata seolah menjadi sangat alot tuk bicara. Melihatku menangis, kaupun berlahan meneteskan air mata menandakan rasa penyesalan yang teramat sangat dalam. Hingga akhirnya kau memelukku dengan erat, mengusap kepalaku sambil mengusap linangan air matamu.

Keadaan semakin tak terkendali... Aku semakin tak kuasa melihat tangisanmu dan aku putuskan untuk pamit. "Ibu meskipun kini kau jauh dan tak pernah menanyakan tentangku, memberikan kabar keadaanmu, aku selalu sayang kepadamu. Dan aku yakin kau juga sangat sayang kepadaku, selalu mendoakanku meski kita tak pernah bertemu. Hingga saat ini dan nanti kaulah orang yang paling berharga dalam hidupku dan ingin ku kembali memelukmu".

"Tulisan ini diikutsertakan dalam Giveaway The Fairy and Me yang diselenggarakan oleh Nurmayanti Zain"